JAKARTA - Di tengah pelemahan pasar pada Selasa, pergerakan investor asing justru menunjukkan dinamika yang berbeda.
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal mempertahankan tren penguatan dan ditutup melemah 0,61% atau 53,51 poin ke level 8.657,18, asing terlihat melakukan pembelian bersih pada sejumlah saham tertentu.
Perdagangan pada hari itu mencatat aktivitas transaksi yang sangat tinggi. Total nilai transaksi mencapai Rp26,18 triliun, melibatkan 54,21 miliar saham yang berpindah tangan dalam 3,11 juta transaksi. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, tercatat 250 saham menguat, 432 melemah, dan 119 stagnan.
Baca Juga
Meskipun IHSG tertekan, data pergerakan dana asing mengindikasikan strategi akumulasi pada saham-saham pilihan. Investor global tampak tidak sepenuhnya meninggalkan pasar, bahkan sebagian dari mereka memanfaatkan koreksi untuk memborong beberapa saham kapitalisasi besar maupun sektor yang sedang naik daun.
Profil Pergerakan Asing di Tengah Tekanan IHSG
Pada perdagangan reguler, investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp68,92 miliar. Angka tersebut menunjukkan bahwa sekalipun pasar sedang tertekan, minat asing terhadap saham tertentu tetap terjaga. Namun, di sisi lain, asing juga melakukan penjualan bersih sebesar Rp226,34 miliar di pasar reguler.
Selain itu, aktivitas jual asing juga terlihat di pasar negosiasi dan tunai, dengan nilai penjualan bersih mencapai Rp295,27 miliar. Kombinasi antara aksi beli dan aksi jual ini menggambarkan strategi selektif yang kerap dilakukan oleh investor global ketika volatilitas meningkat.
Melalui data yang dikutip dari Stockbit, terlihat jelas bahwa terdapat sejumlah saham yang justru menjadi incaran asing meski kondisi IHSG tidak mendukung. Saham-saham tersebut masuk dalam daftar dengan nilai net foreign buy tertinggi sepanjang perdagangan hari itu.
Daftar Saham yang Diborong Asing Saat IHSG Melemah
Berikut 10 saham yang tercatat sebagai top net foreign buy pada perdagangan Selasa, berdasarkan data Stockbit. Daftar ini menunjukkan bagaimana asing memanfaatkan koreksi indeks untuk melakukan akumulasi di beberapa sektor strategis.
PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) – Rp323,42 miliar
PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) – Rp301,30 miliar
PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) – Rp265,41 miliar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) – Rp136,30 miliar
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) – Rp106,97 miliar
PT United Tractors Tbk. (UNTR) – Rp94,60 miliar
PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) – Rp75,05 miliar
PT Astra International Tbk. (ASII) – Rp53,13 miliar
PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) – Rp37,25 miliar
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) – Rp33,73 miliar
Daftar ini mencerminkan kecenderungan asing yang menempatkan dana pada sektor sumber daya alam, teknologi, perbankan, hingga industri berat. DEWA menjadi yang paling dominan dengan pembelian bersih lebih dari Rp300 miliar, disusul WIFI dan BUMI yang juga mencatat nilai signifikan.
Alasan Asing Tetap Agresif Memborong Saham Tertentu
Meskipun pasar domestik tertekan, strategi akumulasi asing terhadap sejumlah saham tidak terlepas dari fundamental perusahaan yang dinilai masih menjanjikan. Misalnya, saham perbankan seperti BMRI dan BBNI tetap menjadi favorit karena stabilitas sektor finansial yang kuat.
Sektor telekomunikasi juga menunjukkan daya tarik tersendiri. TLKM masuk daftar pembelian asing, sejalan dengan pertumbuhan layanan digital dan infrastruktur jaringan yang terus berkembang. Sementara itu, UNTR dan ASII menambah daftar saham berbasis industri yang diminati karena prospek sektor alat berat dan otomotif masih solid.
Keberadaan saham energi dan komoditas seperti BUMI juga memperkuat dugaan bahwa investor global melihat peluang jangka menengah–panjang dari pergerakan harga komoditas dunia. Kondisi serupa terlihat pada BRPT yang memegang posisi dalam industri petrokimia dan energi terintegrasi.
Tidak kalah menarik, kehadiran saham teknologi seperti WIFI menunjukkan bahwa sektor digital tetap menjadi magnet bagi investor asing, terutama dengan perkembangan ekosistem layanan internet dan solusi digital di Indonesia.
Dengan komposisi yang beragam, akumulasi asing menunjukkan bahwa koreksi pasar justru dijadikan kesempatan untuk memperkuat portofolio pada saham-saham fundamental kuat.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Asuransi : Kenaikan Klaim Kesehatan Perorangan Warnai Kinerja Industri Jiwa
- Rabu, 10 Desember 2025
Terpopuler
1.
SBN Jadi Pilar Utama Investasi Industri Asuransi Jiwa
- 10 Desember 2025
2.
Tren Penurunan Premi Asuransi Jiwa dari Dua Kanal Utama
- 10 Desember 2025
3.
IHSG Menguji Level Kunci, Investor Cermati Rekomendasi Saham
- 10 Desember 2025
4.
Asing Borong Saham Saat IHSG Melemah, Ini Daftar Incarannya
- 10 Desember 2025
5.
Struktur Penjatahan IPO Superbank dan Peran Besar Underwriter
- 10 Desember 2025


.jpeg)









