Sabtu, 06 Desember 2025

Indonesia Percepat IT-PTA untuk Tingkatkan Perdagangan dengan Turkiye

Indonesia Percepat IT-PTA untuk Tingkatkan Perdagangan dengan Turkiye
Indonesia Percepat IT-PTA untuk Tingkatkan Perdagangan dengan Turkiye

JAKARTA - Indonesia terus memperkuat posisinya dalam diplomasi ekonomi internasional.

Salah satu langkah strategis yang kini dipercepat adalah perluasan Perjanjian Perdagangan Preferensial Indonesia–Turkiye (IT-PTA) sebagai fondasi menuju Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IT-CEPA). 

Pendekatan yang lebih proaktif ini diambil untuk mengakselerasi capaian perdagangan kedua negara dan membuka ruang kerja sama ekonomi yang lebih besar.

Baca Juga

Strategi Infrastruktur 2027 Kementerian PU: Target dan Investasi

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menegaskan bahwa interaksi perdagangan Indonesia dan Turkiye menunjukkan perkembangan positif dalam beberapa tahun terakhir. 

Dengan total perdagangan mencapai 2,4 miliar dollar AS dan surplus Indonesia sebesar 1,5 miliar dollar AS, pemerintah melihat peluang besar yang harus segera dimaksimalkan.

Perdagangan Tumbuh Signifikan, Indonesia Ingin Langkah Lebih Cepat

Dalam keterangan resmi pada Jumat, Roro mengungkapkan bahwa tren perdagangan yang terus meningkat perlu ditindaklanjuti dengan percepatan negosiasi. Upaya ini terutama ditujukan untuk mencapai target ambisius, yakni nilai perdagangan sebesar 10 miliar dollar AS.

"Saat ini tren perdagangan antara Indonesia dan Turkiye mengalami tren yang positif. Tentu saja ada lebih banyak potensi yang dapat lebih dikembangkan untuk mewujudkan capaian target perdagangan kita sebesar 10 miliar dollar AS. Kita perlu segera mencapai perdagangan yang lebih berarti melalui IT-PTA," ujar Roro.

Menurutnya, pencapaian ekspor Indonesia yang tumbuh 26,05 persen pada tahun sebelumnya menjadi landasan kuat untuk memperluas cakupan perjanjian. Ekspor tersebut tercatat mencapai 1,9 miliar dollar AS, menunjukkan bahwa potensi perdagangan kedua negara masih jauh dari batas maksimal.

Roro juga memaparkan bahwa komoditas utama dalam hubungan dagang kedua negara meliputi produk setengah jadi dari besi atau baja non-paduan, baja tahan karat canai pipih, serat stapel buatan, kokas batubara, dan minyak kelapa sawit.

Turkiye Masuk Daftar Pasar Penting bagi Indonesia

Peran Turkiye dalam peta perdagangan Indonesia juga semakin penting. Negara tersebut kini menempati posisi sebagai tujuan ekspor terbesar ke-23 dan sumber impor terbesar ke-36. Kondisi ini menjadikan hubungan dagang Indonesia–Turkiye sebagai salah satu elemen strategis dalam memperluas akses pasar global.

Roro menekankan pentingnya menjaga fleksibilitas dalam cakupan produk yang akan dinegosiasikan. Menurutnya, pembatasan yang terlalu sempit justru dapat mengurangi potensi manfaat bagi pelaku usaha.

Ia menyebut sejumlah sektor yang perlu tetap masuk dalam pembahasan, antara lain tekstil, alas kaki, serta besi dan baja. Ketiga sektor ini berperan besar dalam menyerap tenaga kerja dan memiliki kontribusi signifikan dalam nilai ekspor nasional.

Fleksibilitas ini juga diperlukan agar kedua negara dapat mencapai keseimbangan kepentingan yang saling menguntungkan. Roro menegaskan bahwa Indonesia memandang penting untuk memberikan fleksibilitas yang memadai bagi kedua pihak agar cakupan produk tidak terlalu sempit dan dapat benar-benar mencerminkan kepentingan bersama.

Percepatan IT-PTA Jadi Langkah Menuju IT-CEPA

Langkah memperluas IT-PTA tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan nilai perdagangan jangka pendek, tetapi juga sebagai persiapan menuju IT-CEPA. Kerangka kerja ekonomi komprehensif ini diharapkan mampu membuka akses pasar yang lebih besar, memberikan kepastian bagi pelaku usaha, dan meningkatkan integrasi ekonomi kedua negara.

Roro menilai bahwa keselarasan strategi dan komitmen bersama sangat dibutuhkan agar proses perluasan perjanjian tidak hanya berjalan cepat, tetapi juga tepat sasaran. Memperkuat struktur kerja sama sejak tahap IT-PTA diyakini akan memperlancar proses menuju perjanjian ekonomi yang lebih luas.

Pemerintah Indonesia juga melihat peluang besar untuk mengoptimalkan komoditas unggulan yang saat ini telah memiliki performa baik. Komoditas seperti minyak sawit, baja, dan produk tekstil dinilai memiliki peluang kompetitif di pasar Turkiye.

Turkiye Tawarkan Peluang Kerja Sama Baru, Termasuk Proyek IKN

Selain fokus pada bidang perdagangan, Turkiye juga menawarkan peluang kemitraan baru yang berpotensi menguntungkan Indonesia. Salah satu sektor yang mendapat perhatian khusus adalah konstruksi, terutama peluang bagi perusahaan Turki untuk berpartisipasi dalam pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Keterlibatan Turkiye dalam proyek strategis tersebut dinilai dapat memperdalam hubungan bilateral sekaligus meningkatkan transfer teknologi di sektor konstruksi. Dengan rekam jejak kuat dalam pembangunan infrastruktur internasional, Turkiye dipandang sebagai mitra potensial yang dapat mendukung akselerasi pembangunan IKN.

Langkah ini menunjukkan bahwa perluasan IT-PTA bukan hanya berdampak pada penurunan tarif atau penyelarasan regulasi perdagangan. Lebih jauh, perjanjian ini membuka ruang kerja sama lintas sektor yang dapat memperkuat hubungan ekonomi Indonesia–Turkiye secara menyeluruh.

Aldi

Aldi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Good Design Indonesia 2025 Dorong Produk Lokal Tembus Global

Good Design Indonesia 2025 Dorong Produk Lokal Tembus Global

Penyederhanaan Aturan Impor Dorong Daya Saing Tekstil

Penyederhanaan Aturan Impor Dorong Daya Saing Tekstil

Harbolnas 2025 Jadi Momentum Utama Belanja Online di Tengah Gempuran Promo Tahunan

Harbolnas 2025 Jadi Momentum Utama Belanja Online di Tengah Gempuran Promo Tahunan

Penguatan Proteksi dan Branding Nasional Jadi Kunci Kebangkitan Industri Mebel Indonesia

Penguatan Proteksi dan Branding Nasional Jadi Kunci Kebangkitan Industri Mebel Indonesia

Kenaikan Harga Pangan Strategis Nasional Picu Kekhawatiran Belanja Rumah Tangga Harian

Kenaikan Harga Pangan Strategis Nasional Picu Kekhawatiran Belanja Rumah Tangga Harian