Krisis Liverpool, Carragher Kritik Salah, Heskey Bela Sang Bintang
JAKARTA - Liverpool tengah mengalami penurunan performa signifikan di musim 2025/2026.
Hasil negatif beruntun membuat kepercayaan diri tim menurun drastis, sementara para suporter mulai mempertanyakan arah permainan dan kepemimpinan skuad.
Virgil van Dijk tampil sebagai juru bicara tim. Sang kapten rutin berbicara kepada media seusai laga, menjelaskan kondisi lapangan dan mengakui kekacauan yang terjadi. Peran van Dijk tak bisa dilepaskan di tengah tekanan yang terus membesar terhadap skuad.
Baca Juga
Namun, ketekunan van Dijk bicara juga menyoroti masalah: sedikit pemain senior yang tampil mengakui kesalahan, sementara ekspektasi publik semakin menuntut figur besar lain, terutama Mohamed Salah, untuk berbicara.
Carragher Desak Salah Ambil Peran Kepemimpinan
Jamie Carragher menjadi sosok paling vokal menyoroti sikap diam Mohamed Salah. Ia menilai penyerang asal Mesir itu harus ikut tampil ke publik, terutama saat performa Liverpool menurun. Menurut Carragher, van Dijk tidak bisa terus-menerus memikul tanggung jawab komunikasi tim.
Dalam komentarnya kepada Sky Sports, Carragher mengingat momen setahun lalu saat Salah blak-blakan soal kontraknya. Hal ini menunjukkan Salah mampu berbicara, sehingga wajar jika publik berharap ia juga menampilkan kepemimpinan saat tim kesulitan.
“Saya pikir Virgil van Dijk, setelah pertandingan, kembali berbicara, sebagaimana seharusnya sebagai kapten, ia menyebut Liverpool berantakan. Harus saya katakan, selalu Virgil van Dijk yang berbicara. Seharusnya ada pemain lain di ruang ganti yang berbicara mewakili klub,” ujar Carragher.
Carragher menegaskan, legenda klub seperti Salah tidak semestinya hanya angkat suara saat memenangkan penghargaan atau soal kontrak. Publik layak mendengar suara pemain senior saat situasi sulit.
Heskey Bela Salah, Tekankan Tipe Kepemimpinan Berbeda
Di tengah kritik keras Carragher, Emile Heskey muncul memberikan pembelaan kepada Salah. Mantan striker Liverpool itu menilai karakter tiap pemain berbeda, dan Salah bukan tipe pemimpin vokal yang nyaman berbicara di depan media.
Heskey menekankan bahwa kontribusi Salah lebih terlihat melalui performa di lapangan. Meski demikian, ia tetap memiliki tanggung jawab sebagai pemain senior untuk menghadapi kritik. Perbandingan dengan van Dijk atau Steven Gerrard dianggap tidak adil karena mereka memang dikenal vokal dan selalu menjadi wajah tim.
“Mengenai kritik yang diterimanya karena tidak berterus terang kepada media tentang performa buruknya, Anda harus ingat bahwa ia bukan tipe pemimpin seperti Jamie Carragher atau Steven Gerrard. Orang-orang seperti Virgil van Dijk atau Curtis Jones akan keluar dan berbicara langsung – itu bukan Salah,” jelas Heskey, dikutip dari Goal.
Heskey menekankan bahwa tipe kepemimpinan yang berbeda tidak mengurangi nilai Salah sebagai sosok senior dalam tim. Ia tetap dianggap memegang peranan penting melalui kontribusi di lapangan.
Tekanan Publik dan Tantangan Liverpool
Kondisi ini menimbulkan perdebatan soal kepemimpinan dalam skuad Liverpool. Publik menyoroti pemain senior lain, selain kapten, untuk tampil berbicara dan menenangkan situasi. Salah menjadi sorotan utama karena minim komentar di media.
Di sisi lain, tekanan mental dan performa buruk memengaruhi semua pemain, dan figure seperti van Dijk menjadi tulang punggung komunikasi tim. Perbedaan tipe kepemimpinan antara pemain vokal dan yang lebih mengutamakan performa di lapangan menjadi fokus diskusi.
Liverpool kini harus menyeimbangkan antara membenahi performa di lapangan dan memperkuat peran komunikasi internal tim. Sikap vokal van Dijk, kritik Carragher, dan pembelaan Heskey mencerminkan dinamika kompleks dalam menghadapi krisis.
Rekomendasi
