JAKARTA - Upaya pemerintah mengungkap asal usul gelondongan kayu yang terseret banjir besar di Sumatra terus berlanjut.
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menegaskan bahwa proses yang dilakukan saat ini belum memasuki tahap pemeriksaan perusahaan, melainkan masih berada pada fase identifikasi awal. Menurutnya, pengumpulan data secara cermat diperlukan agar langkah penyelidikan dapat dilakukan secara tepat.
“Ya sekali lagi, belum pada tahap pemeriksaan tapi identifikasi subjek-subjek hukum yang mungkin terlibat sudah dilakukan,” ujar Raja Juli di Mabes Polri, Kamis malam. Ia menekankan bahwa analisis awal tersebut bertujuan memetakan kemungkinan pelaku maupun pihak yang terkait sebelum proses hukum nanti bergerak lebih jauh.
Baca Juga
Kementerian, kata Raja Juli, belum mengetahui secara pasti dari mana gelondongan kayu itu berasal. Karena itu, langkah identifikasi dilakukan secara meluas dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan sumber kayu yang terbawa banjir.
Beragam Kemungkinan Asal Kayu Masih Ditelusuri
Kayu-kayu gelondongan yang terseret banjir besar di sejumlah wilayah Sumatra diduga memiliki latar belakang berbeda.
Raja Juli menyebut temuan tersebut bisa saja merupakan hasil pembalakan liar, tetapi tidak menutup kemungkinan berasal dari pembukaan lahan untuk sawit maupun pertambangan. Kemungkinan lainnya adalah praktik kejahatan kehutanan yang lebih kompleks.
Juli mengungkap bahwa salah satu modus yang sering digunakan pelaku adalah pencucian kayu ilegal untuk disamarkan sebagai kayu legal. Modus tersebut biasanya dilakukan dengan menumpang pada skema Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT), sehingga kayu yang sebenarnya tidak memiliki legalitas dapat tampak seolah mengikuti prosedur.
“Jadi ada beberapa modus tadi dibicarakan di dalam tapi nanti lebih baik ketika sudah ada fakta-fakta yang lebih konkret ya, fakta-fakta lebih faktual ya. Nanti akan kita sampaikan kepada publik sesegera mungkin,” imbuhnya.
Menurut Raja Juli, diperlukan kehati-hatian dalam menyimpulkan temuan awal karena data yang ada masih harus diverifikasi secara menyeluruh. Pemerintah memastikan bahwa setiap dugaan bakal diuji dengan bukti lapangan yang valid agar tidak menimbulkan asumsi yang keliru di tengah masyarakat.
Kolaborasi dengan Polri untuk Penelusuran Menyeluruh
Dalam mengusut temuan ini, Kementerian Kehutanan tidak bekerja sendiri. Raja Juli memastikan bahwa pihaknya telah menggandeng Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk memperkuat proses penyelidikan. Koordinasi tersebut penting mengingat persoalan kayu gelondongan yang terbawa banjir melibatkan aspek hukum, lingkungan, hingga tata kelola hutan.
Di tengah proses pengumpulan data itu, Polri juga mengungkap temuan awal dari lapangan. Dalam kesempatan berbeda, Kapolri menyatakan bahwa tim menemukan sejumlah kayu yang terdapat bekas potongan gergaji mesin atau senso.
Temuan tersebut memperkuat dugaan adanya aktivitas penebangan yang tidak wajar sebelum kayu-kayu itu terseret arus banjir.
Raja Juli menegaskan bahwa sinergi antara kementerian dan kepolisian akan mempermudah pelacakan asal muasal kayu, terutama untuk memastikan apakah terdapat unsur pidana dalam peristiwa tersebut.
“Nanti kerja sama dengan Polri kita bisa sesegera mungkin mengungkap dari mana asal muasal kayu tersebut dan tentu apabila ada unsur pidananya, akan kita tegakkan bersama-sama,” pungkasnya.
Upaya kolaboratif ini menjadi langkah penting untuk memastikan penanganan bencana tidak berhenti pada respons darurat saja, tetapi juga menyentuh akar persoalan yang mungkin turut memperburuk dampak banjir.
Pencarian Fakta Berjalan Bersama Penelusuran Bencana
Meskipun fokus pemerintah saat ini lebih condong pada identifikasi awal, penyelidikan soal sumber kayu gelondongan tetap menjadi bagian krusial dari penanganan bencana Sumatra.
Banjir besar yang melanda beberapa provinsi tersebut menimbulkan kerusakan parah serta menyisakan sejumlah temuan lapangan yang mengarah pada kemungkinan campur tangan manusia.
Dugaan adanya aktivitas pembalakan liar kembali menjadi sorotan publik, mengingat sejumlah pihak sebelumnya turut mengaitkan bencana dengan potensi penebangan hutan. Namun demikian, Raja Juli menekankan bahwa seluruh dugaan tersebut membutuhkan verifikasi matang.
Kehadiran kayu-kayu besar yang terseret arus memperkuat urgensi investigasi menyeluruh terhadap kawasan hutan yang terdampak banjir. Pemerintah menilai bahwa penelusuran jalur kayu mulai dari titik banjir hingga wilayah hulu dapat memberi gambaran lebih jelas terkait proses terjadinya bencana.
Meski investigasi terhadap kayu gelondongan menjadi bahasan utama, pemerintah tetap memprioritaskan penanganan jumlah korban yang terus bertambah. Per 4 Desember 2025, jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai 863 orang. Masih terdapat 170 korban hilang di Provinsi Aceh, 127 jiwa di Sumatera Utara, dan 221 jiwa di Sumatera Barat yang masih dalam pencarian.
Menunggu Fakta Konkret, Pemerintah Ajukan Prinsip Kehati-hatian
Dalam situasi yang masih berkembang, pemerintah memilih untuk tidak terburu-buru menyampaikan kesimpulan terkait asal muasal kayu.
Raja Juli menyatakan bahwa publik baru akan diinformasikan setelah fakta-fakta lapangan terkumpul secara lengkap. Langkah ini dinilai penting agar informasi yang disampaikan tidak berbeda dengan hasil akhir investigasi.
Sementara itu, aparat gabungan terus bergerak menelusuri wilayah terdampak mulai dari aliran sungai hingga titik hulu dan hilir. Pendekatan investigatif ini diharapkan bisa menghubungkan pola arus banjir dengan sumber kayu yang terseret.
Respons pemerintah yang menekankan kehati-hatian mencerminkan upaya memastikan bahwa penindakan nantinya tidak hanya bersifat reaktif, tetapi benar-benar menyasar pihak yang bertanggung jawab.
Dengan kerja sama kementerian dan Polri, investigasi diharapkan menjadi komprehensif, mulai dari aspek legalitas kayu hingga potensi kejahatan kehutanan.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Membangun Ketahanan Nasional Lewat Infrastruktur Antifragile Modern
- Sabtu, 06 Desember 2025
Terpopuler
1.
Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra
- 06 Desember 2025
2.
Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025
- 06 Desember 2025
3.
KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap
- 06 Desember 2025
4.
Sugar Co Ambil Alih Tiga Pabrik Gula Milik ID FOOD
- 06 Desember 2025
5.
Jadwal DAMRI Jogja ke Bandara YIA, Tiket dan Rute Lengkap
- 06 Desember 2025












