JAKARTA - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memutuskan memperpanjang penutupan jalur pendakian Gunung Semeru, Jawa Timur, sebagai langkah antisipatif menghadapi potensi cuaca ekstrem.
Keputusan ini diambil menyusul peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kemungkinan terjadinya hujan deras, angin kencang, dan tanah longsor sepanjang bulan Desember 2025.
Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa masa penutupan berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Baca Juga
"Mengenai potensi cuaca ekstrem sepanjang bulan Desember 2025, Balai Besar TNBTS memutuskan untuk memperpanjang penutupan Pendakian Gunung Semeru hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan," ujarnya.
Perpanjangan ini tertuang dalam Surat Pengumuman Nomor: PG.21/T.8/TU/HMS.01.08/B/12/2025 tentang Perpanjangan Penutupan Pendakian Gunung Semeru yang diterbitkan pekan ini. Langkah ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kejadian darurat yang dapat membahayakan pendaki.
Risiko Cuaca dan Keselamatan Pendaki
Keputusan menutup jalur pendakian Semeru bukan tanpa alasan. Gunung Semeru memiliki kontur dan cuaca yang berubah-ubah, sehingga potensi bahaya seperti hujan lebat, longsor, dan angin kencang menjadi ancaman serius bagi keselamatan.
Balai Besar TNBTS menekankan bahwa keselamatan pendaki menjadi prioritas utama, sehingga langkah penutupan jalur dilakukan sebagai bentuk antisipasi.
Rudi menegaskan, setiap aktivitas pendakian ilegal akan ditindak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Pendaki diimbau untuk mematuhi peraturan ini demi menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. Penegakan hukum juga diharapkan menekan insiden pendakian tanpa izin yang kerap terjadi.
Penjadwalan Ulang Tiket Pendakian
Bagi para pendaki yang telah membeli tiket melalui sistem daring di laman resmi bromotenggersemeru.id pada periode 20 November hingga 18 Desember 2025, pihak TNBTS memberikan kesempatan melakukan penjadwalan ulang.
"Mekanismenya akan diumumkan setelah terdapat kepastian pembukaan kembali jalur pendakian," jelas Rudi.
Langkah ini menunjukkan bahwa pihak pengelola berusaha memberikan solusi bagi para pendaki yang sudah mempersiapkan perjalanan. Dengan adanya penjadwalan ulang, pendaki tetap bisa menikmati pendakian setelah kondisi cuaca aman, tanpa kehilangan biaya yang telah dikeluarkan.
Aktivitas Wisata Lain Tetap Dibuka
Meski jalur pendakian Semeru ditutup, wisata di kawasan lain TNBTS, seperti Gunung Bromo dan Ranu Regulo, tetap dibuka. Namun, wisatawan diimbau untuk tetap berhati-hati, terutama di area rawan bencana seperti Kawah Bromo.
Kawasan ini juga menjadi titik pemantauan seismograf aktivitas vulkanik Bromo, sehingga pengunjung harus mematuhi aturan keselamatan yang ditetapkan.
Balai Besar TNBTS menekankan pentingnya kesadaran seluruh pengunjung, masyarakat, dan pelaku jasa wisata untuk mematuhi keputusan ini. Kepatuhan terhadap aturan diharapkan dapat mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan pengalaman wisata yang aman dan nyaman.
Keputusan memperpanjang penutupan pendakian Semeru menunjukkan bagaimana pengelola taman nasional memprioritaskan keselamatan, sambil tetap memberikan kesempatan bagi wisatawan menikmati destinasi lain yang lebih aman. Pendaki diingatkan untuk selalu memperhatikan informasi resmi sebelum merencanakan perjalanan ke Gunung Semeru.
Muhammad Anan Ardiyan
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Manfaat Air Rebusan Kunyit untuk Kesehatan Tubuh
- 10 Desember 2025
2.
3.
Penguatan Diplomasi Indonesia–Pakistan Lewat Undangan Resmi Prabowo
- 10 Desember 2025
4.
5.
Penghargaan Nishan-e-Pakistan Tegaskan Kedekatan Indonesia–Pakistan
- 10 Desember 2025












