Situasi Mohamed Salah di Liverpool dan Godaan Arab Saudi
JAKARTA - Perjalanan musim 2025/26 menjadi salah satu periode paling menarik dalam karier Mohamed Salah di Liverpool.
Di tengah perubahan taktik, penurunan kontribusi, dan dinamika baru yang dibawa manajer Arne Slot, posisi sang bintang mengalami transisi yang mengundang banyak interpretasi. Pada saat yang sama, ketertarikan klub-klub Arab Saudi kembali mencuat, menciptakan lanskap keputusan yang kompleks bagi pemain dan klub.
Di balik semua spekulasi yang muncul, situasi yang dialami Salah sebenarnya bisa dibaca secara lebih luas sebagai bagian dari perubahan alami sebuah tim besar yang tengah bertransformasi. Baik dari sisi performa, kebutuhan taktik, hingga pertimbangan jangka panjang, semuanya berperan dalam menentukan arah masa depan sang penyerang.
Baca JugaInternet Terjangkau Hadirkan Persaingan Baru di Layanan Broadband Nasional
Peran Salah yang Mulai Berubah Musim 2025/26
Mohamed Salah, yang selama bertahun-tahun menjadi ikon Liverpool, musim ini menghadapi perubahan signifikan dalam kontribusi di lapangan. Ia mencatatkan lima gol dan tiga assist dari 15 penampilan, torehan yang lebih rendah dibanding musim-musim sebelumnya. Data statistik memperlihatkan penurunan dalam aspek penting seperti gol, dribel, dan efektivitas di depan gawang.
Statistik Opta menunjukkan rata-rata gol per 90 menit Salah turun dari 0,68 menjadi 0,29, sementara expected goals (xG) menurun dari 0,63 menjadi 0,33. Penurunan ini juga tercermin pada jumlah tembakan, dribel sukses, serta sentuhan di kotak penalti lawan. Secara keseluruhan, angka-angka tersebut menunjukkan perubahan dinamika permainan Salah di usianya yang kini 33 tahun.
Selain data performa, Liverpool juga menghadapi situasi tambahan berupa absennya Salah pada Piala Afrika 2025 yang berlangsung dari 21 Desember 2025 hingga 18 Januari 2026. Kehilangan pemain penting di periode sibuk domestik membuat The Reds harus menyiapkan struktur permainan yang lebih adaptif tanpa kehadiran sang bintang.
Keputusan Arne Slot dan Dampaknya bagi Tim
Arne Slot, sebagai manajer baru Liverpool, mengambil langkah tegas sejak awal musim. Salah beberapa kali dicadangkan dalam laga penting Premier League, termasuk melawan Sunderland dan West Ham United. Meski jarang terjadi sebelumnya, Slot menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan kebutuhan taktik dan kondisi pemain.
Jamie Redknapp menyebut langkah ini sebagai “titik kritis”, sementara Slot mengakui bahwa Salah sempat kecewa namun tetap profesional. Situasi ini memperlihatkan dinamika yang wajar dalam era baru, ketika tidak ada pemain yang sepenuhnya aman dari rotasi.
Laporan dari Sport BILD edisi 3 Desember 2025 juga menyoroti isu internal, menyebut Salah sebagai sosok yang memicu ketegangan di ruang ganti. Statusnya yang selama ini tak tersentuh mulai bergeser, memunculkan perdebatan tentang kontribusinya yang kini dianggap tidak seimbang dengan peran besar yang diemban.
Menariknya, Liverpool tampil lebih cair ketika Salah tidak berada di lapangan, seperti terlihat dalam kemenangan 2-0 atas West Ham United. Hal ini tidak serta-merta menunjuk Salah sebagai penyebab, tetapi menunjukkan adaptasi tim yang mulai berkembang secara kolektif.
Minat Klub-klub Arab Saudi yang Tak Pernah Surut
Di tengah perubahan peran Salah di Liverpool, ketertarikan klub Arab Saudi kembali menjadi pembicaraan hangat. Setelah gagal mendatangkan sang bintang pada jendela transfer sebelumnya, raksasa Saudi Pro League seperti Al Hilal dan Al Qadsiah kini kembali bergerak.
Salah tetap menjadi salah satu target terbesar mereka, terutama sebagai ikon global yang mampu meningkatkan citra liga. Tawaran finansial yang beredar bahkan berada di level yang sangat fantastis. Disebut-sebut gaji tahunan yang ditawarkan dapat mencapai €150 juta hingga €200 juta, setara Rp 2,5 hingga Rp 3,3 triliun per musim.
Jika dihitung per minggu, tawaran Arab Saudi mencapai sekitar £2,5 juta, jauh melebihi gaji Salah di Liverpool yang kabarnya £350.000 per minggu. Selain gaji, paket yang ditawarkan juga mencakup peran sebagai duta pariwisata dan peluang investasi di liga, menjadikannya tawaran dengan nilai strategis jangka panjang yang sulit diabaikan.
Minat tersebut menunjukkan bahwa meski performa Salah mengalami penurunan, nilai komersial dan reputasinya tetap berada pada level tertinggi. Faktor inilah yang membuat klub-klub Arab Saudi terus menjadikan Salah sebagai target utama untuk memperkuat branding liga.
Kontrak, Situasi Liverpool, dan Prospek Transfer
Pada April 2025, Liverpool memperpanjang kontrak Mohamed Salah hingga musim panas 2027. Langkah ini saat itu dianggap sebagai upaya mengamankan salah satu pemain terpenting mereka dari godaan klub-klub Arab Saudi. Namun, dengan memasuki musim panas 2026, sisa kontrak Salah tinggal satu tahun.
Situasi ini memunculkan dilema strategis. Bila Liverpool tidak menjual Salah pada jendela transfer musim panas 2026, mereka berisiko kehilangan sang bintang secara gratis pada tahun berikutnya. Dari sudut pandang manajemen klub, keputusan ini memerlukan keseimbangan antara nilai finansial dan kebutuhan tim.
Salah sendiri pada Mei 2025 pernah mengakui ada negosiasi serius dengan klub Liga Pro Arab Saudi sebelum ia memperpanjang kontraknya. Ia menyatakan bahwa hubungannya dengan pihak di sana masih baik dan “terus berlanjut”, menunjukkan bahwa peluang pindah ke Timur Tengah memang belum tertutup sepenuhnya.
Dengan performa yang menurun, masa bermain yang menurun, serta tawaran finansial luar biasa dari Arab Saudi, keputusan tentang masa depan Salah kini berada di persimpangan strategis. Liverpool, Salah, dan klub-klub peminat kini memasuki fase yang memerlukan pertimbangan rasional dari berbagai sisi.
Rekomendasi
